Sabtu, 12 Februari 2011

Ilmu Budaya Dasar Bab 2 - Manusia dan Cinta Kasih

Nama : Widya Frima Asandra
Kelas : 1KA33
NPM : 18110491
Materi : Ilmu Budaya Dasar
Kelompok : 3
Dosen : Ninuk Sekarsari 


Kasih Sayang


Pengertian kasih sayang adalah memberikan/menyebarkan perasaan sayang kepada orang lain secara tulus tanpa peduli apakah orang lain itu akan membalas dengan hal yang setimpal.

Artinya memberikan sesuatu tanpa mengharapkan pamrih dalam bentuk apapun.



Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin dicintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.

Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasihi dan disayanginya.



Menciptakan Rasa Kasih dan Sayang Dalam Keluarga

Dalam hal perkembangan seorang anak dalam bertumbuh menjadi dewasa peran orang tua sangat berpengaruh besar dalam proses tumbuh-kembang seorang anak dan membentuk mentalitas serta pola pikir anak tersebut di masa depan.

Dalam hal ini kasih sayang sangat dibutuhkan sehingga orang tua harus mampu menunjukkan sifat kasih sayang kepada anak guna membentuk kepribadian anak tersebut menjadi pribadi yang baik yang mampu berbaur dalam sistem masyarakat.

Pembagian cinta kasih orang tua tersebut dapat dilihat dalam:

(1) Orang tua bersifat aktif, anak bersifat pasif

Dalam hal ini orang tua mampu memenuhi segala hal yang diingini anak secara materiil dan anak menerima tanpa memberikan respon kembali, hal ini dapat membentuk kepribadian anak yang tertutup dan tidak mampu memegang kendali.

(2) Orang tua bersifat pasif, anak bersifat aktif

Dalam hal ini kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang tua cenderung berlebihan dan tidak memperhatikan respon yang diberikan sang anak sehingga cenderung mendiamkan dan sang anak merespon sikap orang tua tersebut dengan menganggap bahwa segala hal yang dilakukannya adalah "BENAR".

(3) Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif

Terlihat jelas bahwa kedua belah pihak tidak memiliki titik temu dalam komunikasi sehingga cenderung terlihat tidak peduli satu dengan yang lain, sehingga dapat membentuk pribadi anak yang tidak mampu bersosialisasi dengan masyarakat.

(4) Orang tua bersifat aktif, anak bersifat aktif

Merupakan bentuk terbaik dari interaksi kasih sayang antara anak dan orang tua di mana kedua belah pihak saling berbagi kasih sayang.


Kekuatan Dari Kasih dan Sayang

Kasih, sayang dan cinta. Itu semua adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kita semua. Tujuannya untuk menciptakan kehidupan damai di dunia agar selalu diliputi dengan ketentraman. Untuk itulah setiap orang perlu mengerti makna kasih sayang agar bisa saling menghargai kepribadian dari orang lain, meski dia punya perbedaan dengan kita.

Karena dari sinilah akan tercipta keharmonisan yang aman serta penuh kemesraan. Setelah itu akan muncul daya cipta yang terwujud dalam bentuk cinta, baik cinta kepada sesama manusia, lingkungan dan Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.


Kemesraan



Berasal dari kata mesra, yaitu perasaan cinta yang melekat dan merasuk sehingga dapat juga disebut sifat simpati yang akrab atau karib.

Kemesraan terjadi akibat adanya kontak batin antara dua orang yang memiliki perasaan saling mencintai satu dengan yang lainnya, sehingga kata "kemesraan" identik dengan keindahan dan keharmonisan hubungan.

Dengan adanya kemesraan manusia dapat melihat bukti langsung dari sebuah estetika cinta, kemesraan adalah buah dari cinta, dengan adanya cinta kemesraan terbentuk sebagai bukti nyata yang terjadi antar manusia di seluruh dunia.

Kemesraan dapat menimbulkan berbagai hal yang terkadang mustahil untuk dipikirkan, manusia mampu berbuat dan bertindak lebih di dalam "kemesraan"-nya dengan dunianya. Dan menunjukkannya dalam berbagai bentuk untuk kemudian dinilai oleh masyarakat.

Banyak sekali contoh puisi yang menunjukkan kemesraan salah satunya adalah

Puisi karya Khalil Gibran yang berjudul "Kekasihku, Layla"


Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:

1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
 

2. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
 

3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
 

Sumber : 1 2  3

Case Study :


Studi Kasus saya ambil dari artikel mengenai Kasih Sayang.


KOMPAS.com Pujian adalah hal yang penting dalam hidup kita. Namun, seberapa banyak pujian yang cukup untuk diberikan kepada anak? New York Magazine melaporkan bahwa banyak anak berbakat yang mendapatkan skor tertinggi dalam tes menganggap remeh hasilnya karena mereka tak terbiasa menerima pujian. Para murid berbakat ini sering kali merasa tidak percaya diri untuk menghadapi masalah besar kecuali mereka tahu bahwa mereka mampu memecahkannya.

Serupa, laporan dari Brookings Institutions's Brown Center menunjukkan bahwa negara yang memuji muridnya dalam mata pelajaran Matematika ternyata nilainya di belakang negara-negara yang pengajarnya tidak memuji muridnya. Studi menunjukkan bahwa murid yang tidak memiliki kebiasaan untuk memuji justru nilainya lebih tinggi ketimbang anak-anak yang berada di negara yang menjunjung pujian.

Pertanyaannya, bagaimana cara agar pujian diberikan dengan cukup?

Di suatu titik, anak Anda akan menjadi sangat tidak kooperatif dan frustrasi dengan sekolah dan pekerjaan rumahnya. Di waktu-waktu seperti itu, pujian yang cukup dan pemahaman tujuan akhir yang tepat bisa meminimalkan kekhawatiran anak dan membantunya kembali ke jalur yang benar. Berikut adalah beberapa tips untuk menciptakan pujian yang positif untuk anak:

1. Dasarkan pujian pada keberhasilan yang sebenarnya dan sifatnya spesifik. Mengatakan bahwa si anak adalah orang yang pandai tak akan mengajarnya apa yang telah ia lakukan adalah hal yang benar. Berikan pujian yang sesuai dengan tugas yang terselesaikan. Contoh, Anda bisa berkata, "Kamu melakukan pekerjaan yang bagus dengan menjawab soal yang sulit seperti ini."

2. Pujian untuk upaya keras. Secara alamiah, orangtua akan berharap anaknya bisa mengeluarkan dan melatih upaya terbaiknya. Saat si anak sudah bekerja sangat keras menyelesaikan tugas atau menjawab pertanyaan, berikan pujian untuk setiap level yang berhasil ia capai. Jika hasil upaya kerasnya mencapai angka yang biasa, berikan pujian jika Anda tahu bahwa si kecil sudah berupaya melakukan usaha yang sangat keras.

3. Tunjukkan ketertarikan Anda akan studi si kecil. Menerima kritik dan mempertahankan prestasinya adalah hal yang menantang untuk anak. Namun, menunjukkan ketertarikan serta dukungan di setiap waktu akan menawarkan kenyamanan bagi si anak. Tanyakan mengenai pelajaran di sekolahnya, dan minta ia untuk "mengajarkan" pada Anda. Ini adalah cara yang baik untuk mendorong kepercayaan diri anak dalam memahami materi pembelajaran sambil membantu mereka untuk terus berusaha.

4. Jangan membandingkan kemajuan anak lain dengan anak Anda. Pastikan bahwa Anda tidak membandingkan kemajuan si kecil dengan saudara atau temannya. Belajar bukanlah mengenai mengukur kemampuan satu anak dengan anak lainnya, melainkan memerhatikan perkembangan anak secara individual.

5. Ketulusan. Anak-anak adalah makhluk yang intuitif. Mereka bisa melihat arti dan maksud di balik sebuah pujian. Jika Anda memujinya hanya sepintas lalu atau tidak tulus, hal itu tak hanya menghapus pujian yang pernah Anda beri di waktu-waktu sebelumnya dan bahkan mengganggu pujian tulus di masa depan.

Bahwa Anda, orangtuanya, memerhatikan dan mendorong kemajuan dirinya, serta bangga akan dirinya, itu adalah hal yang vital untuk membangun kepercayaan diri, memotivasi, dan membantu kemandirian anak. Anak perlu tahu bahwa Anda ada di pihaknya dengan pujian yang adil untuk mendorong kepercayaan dirinya sekaligus memotivasi mereka untuk mencapai prestasi dan belajar lebih lagi karena mereka percaya pada kemampuan dirinya sendiri.


Sumber

Opinion :
pendapat saya tentang study case diatas adalah pujian sangat diperlukan bagi anak ketika dia berhasil melakukan sesuatu yang menurut orang lain susah untuk dilakukan seperti misalnya mendapatkan nilai tinggi saat ujian atau mendapat peringkat terbaik di kelas, tapi tentu saja tidak secara berlebihan agar anak tetap dalam posisi "sadar" tidak menjadi sombong atau meremehkan pelajaran karena menganggap sudah lebih pintar. Akan tetapi pujian dari orang tua juga berarti penghargaan atas usaha yang dilakukan anak, anak akan lebih merasa dihargai atas usaha nya dengan diberikan nya pujian tersebut dan lebih semangat untuk ke depan nya bisa juga dengan memberikan hadiah atas prestasi yang diraih nya tentu saja masih dalam posisi yang wajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar